Sagu

Salah satu pangan lokal Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif makanan pokok pengganti beras adalah sagu. Sagu dinilai dapat membantu menopang persoalan pangan dan energi di Indonesia. Sagu, telah lama menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di sebagian besar wilayah Indonesia Timur, khususnya Maluku dan Papua. Sebagai makanan pokok, sagu banyak tumbuh di hutan atau lingkungan sekitar tempat mereka hidup. Sagu tidak hanya sebagai makanan pokok, tetapi juga sebagai bahan baku industri. Sagu dijadikan tepung, minyak, dan papan sagu.

       Pohon sagu dapat tumbuh hingga mencapai 30 meter. Dari satu pohon saja, dapat menghasilkan 150-300 kilogram bahan baku tepung sagu. Batang yang dimiliki tanaman sagu berbentuk silinder dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 10 hingga 15 meter. Sistem perakaran pada tanaman sagu yaitu berjenis akar serabut. Pohon sagu memiliki daun yang berbentuk agak lebar dan memanjang. Pohon sagu juga memiliki bunga yang berwarna merah agak kecoklatan dan tersusun dalam manggar secara rapat serta memiliki cabang yang banyak. Buah pada tanaman sagu akan tumbuh ketika tanaman sagu berumur 10 hingga 15 tahun tergantung dari jenisnya. Tanaman sagu yang telsh tumbuh buah selanjutnya akan mati.

       Kandungan nutrisi terbanyak di dalam sagu adalah karbohidrat murni. Karbohidrat ini masuk dalam kategori makronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak untuk bahan energi dan fungsi otak. Sagu mengandung nutrisi seperti 355 kalori, 85,6% karbohidrat, 5% serat, 0,5 gram protein/100 gram sagu hingga rendah kadar gula dan lemak.

       Bentuk makanan tradisional dari sagu yang sudah dikenal di daerah Maluku dan Irian Jaya seperti sagu lempeng, bagea, buburnee, papeda, sagu tumbuk, kue cerutu, sinoli dan sagu tutupola. Umumnya sagu dimakan segar dalam bentuk papeda atau sagu lempeng di Irian Jaya, sedang di Ambon terdapat berbagai jenis pangan yang terbuat dari sagu antara lain sagu lempeng dan buburnee. Panganan dari sagu dapat dibuat dengan memasak tepung sagu dalam bumbu atau dalam bungkusan daun atau dibuat kue-kue.

       Manfaatnya bisa sebagai sumber energi, mencegah diabetes, memperlancar sistem pencernaan, meningkatkan kesehatan tulang dan sendi, menjaga suhu tubuh, hingga dimanfaatkan untuk kesehatan kecantikan. Selain itu, sagu digunakan sebagai pakan ternak karena murah dan memiliki kandungan nutrisi baik. Sagu juga berperan dalam industri tekstil karena mengikat kumpulan serat sehingga memudahkan proses pembuatan kain. Pemanfaatan sagu saat ini tidak hanya sebagai makanan pokok. Beragam manfaat sagu tersebut sebaiknya diiringi dengan pemeliharaan lingkungan yang baik. Dengan demikian, tanaman sagu akan tetap dapat dilestarikan demi memenuhi berbagai kebutuhan pangan untuk masyarakat dan juga hewan ternak

by Radit