Di Antara Anak-Anak SLB

Kurikukulum Merdeka membuat para murid mengasah kemampuan dan menumbuhkan sikap yang termuat dalam Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan Persatuan Indonesia. Seperti yang tertera pada semboyan Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Dalam proyek P5 pada Agustus 2024 SMA Negeri 2 Temanggung mengusung tema Bhineka Tunggal Ika di mana para murid  dapat mengenal lebih banyak tentang budaya yang ada di Indonesia sehingga dapat memperkenalkan pula kepada masyarakar tentang budaya-budaya yang ada. Adanya P5 juga membuat para murid dapat menunjukkan kemampuan selain dalam bidang akademik yang mungkin selama ini belum tampak atau belum disadari.

Pada pelaksanaan proyek tersebut SMA Negeri 2 Temanggung berkolaborasi dengan SLB Temanggung untuk mempelajari kebudayaan daerah serta nantinya akan diadakan pertunjukan untuk memperkenalkan budaya-budaya yang ada pada suatu daerah. Selain berkolaborasi kebudayaan proyek ini bertujuan untuk para murid agar lebih menghargai apa saja yang ada di sekitar mereka dan  mengenalkan lebih dekat para murid tentang anak berkebutuhan khusus yang mungkin belum pernah ditemui atau sangat jarang berinteraksi.

Pendidikan di Indonesia saat ini menerapkan Kurikulum Merdekan dalam sistem pembelajarannya. Dimana dalam pembelajarnnya terdapat proyek P5 yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tujuan dari adanya proyek ini yaitu agar dapat mengasah keterampilan para  murid dan menumbuhkan karakter yang termuat dalam Pancasila. Proyek ini biasanya dilakukan selama dua kali dalam 1 semester.

Seperti halnya pada SMA Negeri 2 Temanggung yang juga menyelenggarakan proyek P5 pada Agustus tahun 2024 dengan tema Bhineka Tunggal Ika. Artinya bahwa berbeda-beda tetapi tetap satu jua yang bermakna meski kita berbeda karena memiliki perbedaan tetapi harus tetap bersatu.

Pada proyek ini SMA Negeri 2 Temanggung bekerja sama dengan SLB Temanggung, di mana selama proyek para murid SMAN 2 Temanggung mendampingi murid SLB dan berkolaborasi menampilkan sebuah pertunjukan. Para murid terbagi menjadi beberapa kelompok yang berisikan murid SMAN 2 Temanggung dan murid SLB Temanggung.

Hari pertama murid-murid SMAN 2 Temanggung datang berkunjung ke SLB Temanggung dan mereka mulai berkenalan dan melakukan kegiatan melukis di totebag sesuai dengan kreasi masing-masing murid. Setelah melukis para murid kembali berkumpul di depan kelas dan mulai latihan untuk pertunjukan.

Kelas terbagi menjadi 2 kelompok yaitu menyanyi dan juga menari bersama dengan murid tunagrahita dari SLB Temanggung. Latihan dilakukan secara berulang-ulang diselingi aktivitas permainan yang di halaman atau bermain ular naga panjang.

Hari selanjutnya yaitu saat pertunjukan sekaligus penutupan dari adanya P5 yang diadakan di SLB Temanggung. Para murid mengenakan kain jarik yang di lilit dipinggang seperti rok dan mengenakan ikat kepala yang berasal dari daerah sehingg dapat memperkenalkan budaya daerah yang ada. Pada saat di panggung kami menyanyikan berbagai lagu dengan disertai gerakan-gerakan kecil yang mudah diingat. Salah satunya yaitu menyanyikan lagu “Anak Kambing Saya” yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.  Penampilan tersebut dapat selesai dengaan memuaskan setelah sebelumnya berlatih dengan giat. Selain menyanyi ada pula penampilan menari dari kelompok lain.

Menurut beberapa peserta, selama mendampingi murid-murid SLB Temanggung banyak sekali kesan dan pesan yang di dapatkan.

‘’Ini merupakan pengalaman yang sangat baru dan menyenangkan  di mana murid SMA 2 Temanggung dapat mempelajari hal baru. Jika selama ini murid-murid hanya bertemu bahkan bergaul dengan orang-orang tidak diberi kebutuhan khusus maka disini kita dapat belajar tentang anak berkebutuhan khusus dan menghargai orang yang ada di sekitar kita. Pada saat latihan saya melihat salah seorang murid SLB yang setelah memakan jajanan nya ia membuang sampahnya di tempat sampah, hal ini menunjukkan bahwa jika mereka bisa mengapa masih banyak orang-orang biasa yang bahkan tidak peka terhadap lingkungan dan masih membuang sampah sembarang,” cerita Iqlima.

Iqlima menambahkan, bersama murid-murid SLB selama beberapa hari dia dan teman-teman memberikan apresiasi mengenai kesabaran dan ketekunan para guru yang ada di SLB Temanggung.

‘’Kami tahu bahwa tidak mudah tentunya untuk berada di posisi itu. Selain guru tentu ada peran orang tua hebat yang terus mendampingi dan mendukung setiap langkah anaknya. Selama berada di SLB mereka mengajarkan kami untuk selalu bersyukur atas apa pun, terlebih melihat para murid SLB yang satu kenikmatanya diambil tetapi diganti dengaan kenikmatan yang lain,’’ ujar Iqlima. (*)

Oleh Iqlima Tsabita (Ilmu Hukum UNNES)