Sosialisasi Pengembangan Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Demak: Implementasi Kurikulum Merdeka

Kurikulum 2020 atau kurikulum merdeka memfokuskan pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Struktur kurikulum 2020 pada pendidikan menengah dipilah menjadi 2 kegiatan utama, yaitu: 1) pembelajaran intrakurikuler, 2) projek penguatan profil pelajar pancasila (P5). Pemerintah telah mengatur beban belajar setiap muatan atau mata pelajaran dalam jam pelajaran (JP) per tahun, projek penguatan profil pelajar pancasila dialokasikan sekitar 25% total JP per tahun. Pelaksanaan P5 dilaksanakan secara fleksibel baik secara muatan maupun secara waktu. Meskipun pelaksanaan kurikulum merdeka sudah berlangsung sejak tahun 2020, namun masih banyak kegelisahan yang dirasakan para pendidik mengenai implementasi kurikulum 2020 ini. Hal tersebut sangat dirasakan oleh pendidik jenjang menengah pertama di Kabupaten Demak, khususnya pendidik bahasa Indonesia Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sosialisasi pengembangan desain pembelajaran bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum merdeka (kurikulum 2020) dalam pembelajaran bahasa Indonesia menjadi solusi untuk menjawab kegelisahan tersebut.

Kegiatan sosialisasi pengembangan desain pembelajaran bahasa Indonesia bagi pendidik jenjang pendidikan menengah pertama di Kabupaten Demak dikhususkan kepada pendidik bahasa Indonesia Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan pada hari Minggu, 26 Mei 2024  merupakan peran dan kontribusi lembaga pendidikan tinggi atas permasalahan yang dihadapi oleh pendidik jenjang menengah (MTs). Sebuah upaya yang dilakukan oleh tim pengabdi yaitu memberikan penguatan kepada pendidik untuk merancang desain pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi pendidikan yang diharapkan. Tujuan desain pembelajaran adalah untuk menghasilkan rancangan pembelajaran (kegiatan, program atau perangkat pembelajaran) yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dengan memperhatikan secara komprehensif faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Tim Pengabdi terdiri dari Septina Sulistyaningrum, S.Pd., M.Pd; Prof. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum.; Dr. Imam Baehaqie M.Hum.; Suseno, S.Pd., M.A.; Rinna Afriyanti S. E.; Revalina Aulia Ramadhani. Bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi ini yaitu Septina Sulistyaningrum, S.Pd., M.Pd. dan Zuliyanti, S.Pd., M.Pd yang merupakan fasilitator nasional sekolah penggerak.

Kepala Sekolah MTs Bandar Alim Jungpasir Kab. Demak yakni Khoirul Ulum, S.Ag. selaku tuan rumah pelaksanaan sosialisasi menyampaikan dalam sambutannya “Bapak dan Ibu guru di sini masih kurang memahami penentuan dan penyesuian elemen dengan capaian pembelajaran pada jenjang pendidikan menengah. Mereka masih belum menguasai implementasi dimensi profil pelajar Pancasila dalam pembelajaran di kelas dan pendidik membutuhkan pendampingan khusus dalam penyusunan ATP, MA, dan assesmen”.

Hal tersebut ditanggapi oleh Septina Sulistyaningrum, S.Pd., M.Pd sebagai narasumber bahwa Bapak dan Ibu guru seharusnya merancang desain pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi pendidikan yang diharapka secara komprehensif. Fungsi desain pembelajaran bagi pendidik yaitu menciptakan suasana belajar yang bermakna dan efektif, menyediakan dan menghasilkan sumber belajar yang relevan,  dapat mengembangkan kesempatan atau pola belajar, agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan, mengembangkan sistem belajar mengajar sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajar. Desain pembelajaran juga berfungsi menghasilkan alat ukur efektif pembelajaran.

Sosialisasi pengembangan desain pembelajaran bahasa Indonesia bagi pendidik jenjang pendidikan menengah pertama di kabupaten Demak sebagai implementasi kurikulum Merdeka yang pelaksanaannya dikhususkan kepada pendidik MTs sangat penting dilakukan. Pengetahuan tentang rancangan desain pembelajaran yang inovatif dan menarik yang dimiliki oleh pendidik akan memperkaya mereka dalam mendesain pembelajaran yang bermakna dan bersifat sepanjang hayat. Termasuk pengetahuan mengenai desain pembelajaran P5 dan PPRA tentu memberikan sumbangan yang luar biasa dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran dan perbaikan kondisi pembelajaran di sekolah. Kegiatan sosialisasi dikemas dengan penyampaian materi yang menyenangkan dan adanya curah gagasan dari peserta sehingga peserta merasa senang dan tidak merasa di”gurui” dalam memahami desain pembelajaran sebagai implementasi kurikulum merdeka untuk pengembangan dan perbaikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.