Dinamika PKL di Sekitar UNNES

Oleh Eka Mardiyanu Adi Saputra (Pendidikan Teknik Mesin UNNES)

Banyaknya pedagang di sekitar Universitas Negeri Semarang (UNNES) mencerminkan dinamika ekonomi lokal yang signifikan. Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan ini berperan penting dalam menyediakan berbagai kebutuhan mahasiswa, seperti makanan, minuman, dan barang sehari-hari. Meskipun ada kebijakan yang melarang PKL berjualan di Simpang Tujuh UNNES, banyak pedagang yang beradaptasi dengan berpindah ke lokasi lain di sekitar kampus. di sekitar Universitas Negeri Semarang (UNNES), keberadaan pedagang sangat mencolok. Beragam jenis usaha, mulai dari makanan hingga barang kebutuhan sehari-hari, dapat ditemukan di area kampus. Pedagang kaki lima (PKL) menjadi bagian integral dari kehidupan mahasiswa, menawarkan kemudahan akses dan variasi pilihan kuliner.

Keberadaan PKL tidak hanya memberikan kemudahan akses bagi mahasiswa, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Banyak pedagang yang sebelumnya bekerja di sektor formal beralih ke usaha informal ini akibat krisis ekonomi dan pemutusan hubungan kerja.Pedagang di sekitar UNNES mencakup berbagai usaha, seperti angkringan, warung makan, dan kios kecil. Angkringan, yang terkenal dengan nasi kucing dan minuman tradisional, menjadi favorit di kalangan mahasiswa. Selain itu, banyak pedagang yang menjual makanan siap saji dengan harga terjangkau, sehingga menarik minat mahasiswa yang ingin berhemat. 

Keberadaan pedagang ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi mahasiswa, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian lokal. Banyak pedagang adalah alumni UNNES yang memulai usaha setelah menyelesaikan pendidikan mereka. Hal ini menciptakan siklus positif di mana mahasiswa dapat mendukung usaha lokal sekaligus mendapatkan pengalaman berwirausaha.

UNNES sering mengadakan berbagai event yang melibatkan pedagang lokal. Misalnya, Pasar Krempyeng Nyeni yang diadakan untuk meramaikan suasana kampus. Pedagang seperti Siti Rofiah, penjual nasi gudangan, ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, menunjukkan hubungan erat antara kampus dan komunitas lokal

Beberapa pedagang juga menerapkan inovasi dalam usaha mereka. Misalnya, Mohamad Faisal Hidayat, seorang mahasiswa UNNES, berhasil mengembangkan usaha susu dengan omzet mencapai Rp1 miliar.Keberhasilan ini menunjukkan potensi wirausaha di kalangan mahasiswa dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Meskipun banyak peluang, pedagang di sekitar UNNES juga menghadapi tantangan. Regulasi pemerintah terkait PKL seringkali membatasi ruang gerak mereka. Penelitian menunjukkan bahwa resistensi terhadap kebijakan pemerintah menjadi isu penting bagi keberlangsungan usaha mereka

Mahasiswa UNNES tidak hanya sebagai konsumen tetapi juga sebagai pelaku usaha. Banyak dari mereka yang terlibat dalam kegiatan kewirausahaan melalui program-program kampus. Ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar langsung tentang dunia  bisnis dan mengembangkan jaringan.

Kegiatan seperti senam massal dan pertunjukan seni sering melibatkan masyarakat sekitar kampus. Hal ini membantu memperkuat hubungan antara mahasiswa dan warga lokal serta meningkatkan partisipasi komunitas dalam kegiatan kampus.

Keberadaan pedagang juga menciptakan peluang kerja bagi mahasiswa. Banyak dari mereka yang bekerja paruh waktu di warung atau kios untuk membantu biaya kuliah. Ini menjadi solusi bagi mahasiswa yang membutuhkan penghasilan tambahan tanpa mengganggu studi mereka.

Kualitas hidup para pedagang juga menjadi perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa pendapatan dari usaha mereka berkontribusi pada kesejahteraan keluargaNamun, tantangan seperti fluktuasi pendapatan tetap ada dan memerlukan perhatian lebih.

Ke depannya, kolaborasi antara pihak kampus, pemerintah, dan pedagang sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi semua pihak. Dengan pendekatan yang tepat, keberadaan PKL dapat dikelola dengan baik sehingga memberikan manfaat maksimal tanpa mengganggu kegiatan akademik di UNNES. UNNES memberikan dukungan kepada mahasiswa yang ingin berwirausaha melalui program-program pengembangan bisnis. Ini termasuk pelatihan dan akses modal yang membantu mahasiswa memulai usaha mereka sendiri.

Secara keseluruhan, keberadaan pedagang di sekitar UNNES memainkan peran penting dalam kehidupan kampus dan komunitas lokal. Mereka tidak hanya menyediakan kebutuhan sehari-hari tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi banyak orang. Dengan dukungan yang tepat, potensi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi semua pihak terkait.Keberadaan pedagang di sekitar UNNES adalah contoh nyata sinergi antara pendidikan dan kewirausahaan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.(*)