Oleh Muhamad Farkhan Feriansyah (Pendidikan Teknik Otomotif UNNES)
Sampah plastik menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia. Diperkirakan lebih dari 8 juta ton plastik mencemari lautan setiap tahun, menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan mengancam kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
Masalah ini melibatkan semua pihak, mulai dari individu, komunitas, pemerintah, hingga perusahaan besar. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung solusi berkelanjutan.
Krisis sampah plastik ini telah berlangsung selama beberapa dekade, tetapi semakin menjadi perhatian utama dalam 10 tahun terakhir. Kesadaran global meningkat setelah kampanye lingkungan besar-besaran diadakan oleh organisasi seperti Greenpeace dan WWF.
Sampah plastik dapat ditemukan di mana-mana, dari perkotaan hingga pedesaan, bahkan di lautan terdalam sekalipun. Negara-negara berkembang sering kali menjadi wilayah dengan tingkat pencemaran plastik tertinggi karena kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah.
Plastik menjadi masalah karena sifatnya yang sulit terurai secara alami. Sebagian besar plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Penggunaan yang berlebihan dan pembuangan yang tidak bertanggung jawab memperburuk situasi.
Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan menyeluruh, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai; mendaur ulang sampah plastik menjadi produk baru; menggunakan bahan alternatif seperti bioplastik atau material ramah lingkungan lainnya; meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi dan kampanye; dan mendorong kebijakan tegas dari pemerintah, seperti larangan penggunaan kantong plastik di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan.
Jika tidak segera ditangani, sampah plastik akan terus merusak lingkungan, memengaruhi kesehatan manusia, dan mengancam masa depan generasi mendatang. Dengan langkah-langkah konkret, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.(*)