Lingkungan hidup kita saat ini terus menerus mengalami kerusakan. Banyaknya sampah plastik di laut dan tanah, polusi udara akibat kendaraan bermotor, serta perubahan iklim global merupakan beberapa contoh masalah lingkungan yang sangat serius. Bagaimana kita bisa tetap hidup dengan nyaman tanpa merusak lingkungan?
Masalah lingkungan semakin parah karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kebanyakan orang masih belum memahami betapa besar dampak negatif dari tindakan-tindakan harian mereka terhadap planet tempat kami tinggal. Misalnya, banyak orang yang tidak peduli dengan sampah plastik yang mereka buang begitu saja, padahal sampah plastik dapat membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terurai.
Masalah lingkungan bukan hanya merupakan masalah lokal saja, tetapi juga sangat luas dan kompleks sehingga memerlukan solusi yang komprehensif. Polusi udara akibat kendaraan bermotor bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan bahkan kanker paru-paru. Sedangkan polusi laut karena sampah plastik dapat membunuh hewan-hewan laut dan merusak ekosistem laut secara keseluruhan.
Data statistik menunjukkan bahwa setiap tahun, manusia menghasilkan sekitar 300 juta ton limbah padat, termasuk sampah plastik yang mayoritas tidak terurai. Di Indonesia sendiri, diperkirakan sebanyak 30% sampah yang dibuang tidak dimanfaatkan lagi dan langsung menuju ke lautan. Kenaikan suhu global selama 150 tahun terakhir disebabkan oleh emisi gas-gas rumah kaca seperti CO₂, NOₓ, CH₄, O₃, dan lain-lain.
Keliruan utama dalam menghadapi masalah lingkungan adalah kurangnya koordinasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Misalnya, pemerintah sering kali memberlakukan regulasi yang ketat tapi tidak efektif dilaksanakan karena kurangnya partisipasi masyarakat. Di samping itu, industri swasta juga cenderung memilih untung daripada kepentingan umum dengan menghasilkan limbah yang berlimpah tanpa pernah mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan.
Untuk memperkuat hal ini adalah bahwa sistem ekonomi kapitalistik saat ini cenderung mendahulukan profit atas kelestarian lingkungan. Hal ini tercermin dari bagaimana harga komoditas alam semakin rendah sedangkan harga energi fosil semakin tinggi, membuat industri-industri besar lebih mudah membelanjakan uang untuk eksploitasi alam daripada investasi pada teknologi hijau.Solusi untuk mengatasi masalah lingkungan, kita memerlukan solusi multi-stakeholder yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran dengan sosialiasi secara intensif melalui kampanye-kampanye publik dan edukasi di sekolah-sekolah, mengimplemntasikan teknologi hijau, dan membuat regulasi yang efektif.
Sebagai mahasiswa haruslah menjadi generasi pioner dalam gerakan perlindungan lingkungan. Dalam kesimpulan, masalah lingkungan bukanlah sebuah tantangan yang tak terkalahkan tapi sebuah panggilan untuk kita semua untuk bersama-sama melawan dan merekonstruksi masa depan yang lebih hijau dan lestari. (*)
Oleh Syila Zatiara Sigit (Ilmu Hukum UNNES)