Asal Mula Curug Cipendok

 Banyumas dikenal sebagai kabupaten yang bersih, asri, dan memuat berbagai keindahan. Di balik keindahan itu diam-diam juga menyimpan berbagai cerita di dalamnya. Salah satunya adalah cerita mengenai asal mula sebuah tempat di Lereng Gunung Slamet. Terdapat sebuah curug yang begitu memukau dengan keindahan yang ada di dalamnya. Curug itu bernama Curug Cipendok. Lebih tepatnya berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, sekitar 20 kilometer dari pusat kota Purwokerto.

   Cerita bermula saat Perang Diponegoro berakhir. Perang tersebut dimenangkan oleh Belanda, sehingga Banyumas termasuk Ajibarang juga pun jatuh ke tangan Belanda. Saat itu Ajibarang dipimpin oleh Raden Ranusentika. Suatu hari Raden Ranusentika mendapat sebuah tugas dari Belanda untuk membuka lahan di lereng Gunung Slamet untuk dijadikan area perkebunan.

   Tak terasa sudah delapan bulan lamanya dia melakukan pembukaan lahan di lereng Gunung Slamet namun tidak ada hasil. Setiap pohon yang sudah ditebang pada keesokan harinya selalu tumbuh seperti sediakala. Keanehan tersebut membuat dirinya berpikir dan berkata, “Ini sih sepertinya ada sesuatu yang tidak beres, mungkin lebih baik kalau aku bertapa saja untuk mencari petunjuk Tuhan mengenai masalah ini.” 

Kemudian ia bertapa di tempat itu juga, akan tetapi walaupun sudah bertapa cukup lama, Iia merasa tak kunjung mendapatkan petunjuk. Raden Ranusentika kemudian menyudahi pertapaannya dan berkata dengan nada frustasi, “Ah sudahlah, kalau seperti ini mending aku pergi memancing saja untuk mencari ikan, kebetulan aku juga sedang lapar.” 

Ia pun akhirnya pergi memancing di dekat air terjun. Di tengah perasaan bosan saat memancing, Raden Ranusentika merasakan kailnya seperti ditarik ikan yang begitu besar hingga gagang pancingnya melengkung. Hal itu membuat Raden Ranusentika menjadi sangat bersemangat dan menarik pancingnya dengan sekuat tenaga sambil berkata, “Asyik, bisa makan besar ini aku.” 

Namun betapa terkejutnya dia saat pancing ditarik ternyata yang ia dapatkan bukanlah ikan melainkan hanya sebuah benda.

   “Walaahhh gagal ini aku makan besar. Buka lahan gagal, makan besar pun gagal pula, apes, apes…,” ujarnya dengan nada frustasi. 

Setelah didekati ternyata benda itu adalah cincin warangka keris atau pendok yang bersinar. Setelah Raden Ranusentika menemukan pendok tersebut, ia bisa melihat banyak sekali makhluk halus yang menghuni hutan tersebut. 

“Oalaah jadi mereka ini yang jadi alasan kenapa pohon yang ditebang selalu tumbuh semula,” ujarnya.

   Raden Ranusentika pun akhirnya menamakan air terjun tempat dirinya menemukan pendok tersebut dengan nama Curug Cipendok. Kata “ci” berarti air dan “pendok” yang berarti cincin warangka keris. Namun masalahnya belum selesai begitu saja, karena tugas yang diberikan padanya untuk membuka lahan belum berhasil ia selesaikan. 

“Waduuh ini sih situasinya jadi semakin rumit,” ujarnya dengan pasrah.

   Namun selain menemukan pendok, Raden Ranusentika juga didatangi sesosok makhluk halus berwujud peri. Diketahui peri tersebut bernama Dewi Masinten Putri Sudhem yang bersedia membantunya untuk menyelesaikan tugas pembukaan lahan tersebut. Akhirnya, pekerjaannya berhasil diselesaikan dengan baik dan Dewi Masinten Putri Sudhem pun dibawa ke Ajibarang untuk menjadi selir dari Raden Ranusentika.

Curug Cipendok baru dibuka sebagai objek wisata pada tahun 1987. Akses jalan menuju Curug Cipendok sudah beraspal bagus dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Hanya saja harus melewati jalan yang berliku dan menanjak khas pegunungan. Di sana juga sudah tersedia area parkir untuk kendaraan pengunjung. Dari area parkir, pengunjung perlu berjalan kaki sekitar kurang lebih 500 meter melalui jalur setapak yang menembus hutan untuk mencapai air terjun. 

Curug Cipendok juga memiliki daya tarik tersendiri. Ketinggian air terjun sekitar 92 meter menjadikannya salah satu air terjun tertinggi di Jawa Tengah. Lingkungan sekitarnya dikelilingi oleh hutan yang  masih sangat alami memberikan suasana sejuk dan tenang. Selain itu, pengunjung juga dapat suara burung burung dan melihat monyet di sekitar area.

Cerita Curug Cipendok didapatkan dari warga lokal setempat dan pengelola wisata. Semoga cerita ini menghibur dan bermanfaat. Terima kasih.(*)

Oleh Damar Alfi Syahri