
Semarang — Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), Auliya Priyanpadma, sukses menyelesaikan penyusunan RPPM untuk mata pelajaran Seni Budaya khusus bidang seni rupa dengan materi Seni Lukis. RPPM ini dikembangkan melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning dan Project-Based Learning, sebagai bagian dari Program Lantip 5 yang berlangsung di SMP Negeri 1 Semarang.
Program Lantip (Latihan Mengajar dan Pengenalan Profesi) merupakan kegiatan praktikum bagi mahasiswa calon guru Unnes yang bertujuan memperkuat kompetensi mengajar sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan. Dalam kesempatan ini, Auliya Priyanpadma menunjukkan kemampuan profesionalnya dengan menghasilkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa SMP.
Proses penyusunan RPPM ini tidak lepas dari pembimbingan intensif yang diberikan oleh guru pamong, Haris Wibisono, S.Sn., yang membimbing secara langsung di lingkungan SMPN 1 Semarang. Selain itu, dosen pembimbing dari Unnes, Dwi Wahyuni Kurniawati, S.Pd., M.Sn., juga memberikan bimbingan akademik dan pendampingan teknis selama perancangan RPPM.
RPPM tersebut menitikberatkan pada dua model pembelajaran aktif, yaitu Discovery Learning yang memberi ruang bagi siswa untuk menemukan pengetahuan melalui proses eksplorasi, serta Project-Based Learning yang mengajak siswa menyelesaikan tugas proyek seni lukis dalam konteks nyata. Kombinasi model ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas, keterampilan berpikir kritis, dan motivasi belajar siswa SMP.
Penyerahan RPPM secara resmi dilakukan pada hari Rabu, 3 September 2025, dengan diserahkan langsung kepada pihak SMPN 1 Semarang melalui Plt. Kepala Sekolah Drs. Siminto, M.Pd. Dalam acara ini, pihak sekolah menyambut positif dan memberikan apresiasi atas upaya mahasiswa Unnes dalam membantu pengembangan pembelajaran seni rupa yang lebih efektif dan menyenangkan.
Drs. Siminto, M.Pd., menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dihasilkan merupakan tambahan sumber belajar yang sangat membantu guru-guru di SMPN 1 Semarang. Ia juga berharap sinergi antara Unnes dan SMPN 1 Semarang terus terjalin demi peningkatan mutu pendidikan seni budaya.
Keberhasilan Auliya dalam menyusun RPPM ini sekaligus menunjukkan peran strategis Program Lantip 5 dalam mempersiapkan calon guru yang profesional, kreatif, dan mampu berinovasi dalam praktik pembelajaran. Program ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi sekolah mitra sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran yang lebih berkualitas dan kontekstual.
Dengan RPPM berbasis Discovery Learning dan Project-Based Learning, para siswa SMPN 1 Semarang diharapkan dapat belajar seni lukis dengan pendekatan yang lebih aktif dan aplikatif, sekaligus menghasilkan karya seni yang sesuai dengan kreativitas dan ekspresi personal mereka. Program ini menegaskan komitmen Unnes dalam mengembangkan kualitas pendidikan seni budaya melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah dasar hingga menengah.