Tarian Reog Kendang Tulungagung

Tarian Reog merupakan sebuah kesenian tari yang sangat terkenal di Jawa Timur, tepatnya di Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung dan sekitarnya. Banyak masyarakat menganggap bahwa kesenian Reog hanya populer di Ponorogo saja, seperti contohnya kesenian tari Reog ponorogo yang mempertunjukkan atraksi dhadhak merak, penari jathil, dan pengrawit gamelan. 

Selain itu Tulungagung juga memiliki kesenian yang sangat populer bahkan menjadi ikonik kota Tulungagung, yaitu Tarian Reog Kendang Tulungagung. Kesenian tersebut terdiri atas 6 elemen yaitu gong kempul yang ditalikan pada gayor, kenong, iker atau ikat, slompret, enam buah kendang dhodog dan gong. Jadi dua tarian Reog tersebut memiliki nama yang hampir sama tetapi berbeda dengan teknik permainannya. Dari gerakan arak-arakan dengan memainkan kendang dapat diartikan bahwa Tarian Reog Kendang Tulungagung dulunya digunakan sebagai tarian prajurit untuk menyambut dan mengawal kedatangan raja. 

Tari Reog dipentaskan pertama kali pada tahun 1938 dengan nama Dancing Drummers di daerah Jepun, Tulungagung. Penampilan tersebut terdiri dari 6 orang dengan masing-masing membawa kendang, juga memperlihatkan gerakan tarian dengan iringan 1 kempul, 1 kenong, dan 1 slompret. Para penari dipimpin oleh pemimpin tari dengan kostum yang masih sangat sederhana, baju yang digunakan berwarna gelap dengan celana berwarna putih panjang dengan ditambah kain jarit, mereka memakai selendang untuk menggendong kendhang. 

Menurut Bapak Siswoyo selaku pelaku budaya serta pemilik sanggar seni tari Siswo Budoyo mengatakan bahwa sebelum tahun 1970 tidak ada penari Reog perempuan, pada tahun tersebut hanya ditampilkan untuk upacara ritual dan upacara pernikahan serta khitanan. Pada tahun 1984, Siswoyo mendirikan sanggar seni Reog Dhodog Sadjiwo Djati, yang bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional Reog Kedhang. Pada tahun 1996, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung mulai mendiskipsikan tari Reog kendhang sebagai ikonik kota Tulungagung dan merupakan upaya melestarikan Seni Tari ”Reog Kendhang Tulungagung.” 

Ketika memasuki tahun 2000, Sanggar tari Reog Kendhang Sadjiwo Djati ini terjadi perkembangan, mulai dari jumlah penari hingga kostum yang dikenakan para penari. Akan tetapi musik pengiringnya tidak mengalami perubahan dan masih mempertahankan standart musik, hanya saja menambahkan irama untuk variasi pengiring yang disesuaikan dengan gerakan penari Reog Kendhang. Kemudian tari Reog kendang ini berkembang dari yang penarinya hanya laki-laki menjadi banyak penari perempuan. Perkembangan tari Reog dari awal hingga saat ini mengalami berbagai banyak perubahan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa tari Reog kendhang semakin popular dikalangan masyarakat. Perubahan ini terjadi dalam berbagai bidang, diantaranya bidang seni pertunjukkan, bidang ekonomi, bidang olahraga, bidang politik. Hal ini menandakan bahwa Tari Reog Kendang Tulungagung telah berkembang pesat dan berinovasi dalam segala bidang sehingga bermanfaat sebagai salah satu kearifan local yang ada di Tulungagung.(*)

Oleh Maitsa’ Aljabbar Islah