Sejarah Menara Schoorsteen

Di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah terdapatlah beberapa kecamatan yang salah satunya adalah Kecamatan Pamotan. Kecamatan Pamotan ini merupakan kecamatan yang menjadi penghubung antara tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Pancur, Kecamatan Gunem, dan Kecamatan Sedan. Kecamatan Pamotan ini memiliki potensi untuk dikembangkan karena dia memiliki lokasi yang strategis. Selain itu salah satu desa didaerah ini memiliki potensi panen padi yang banyak

Suatu tempat di daerah tertentu pasti memiliki beberapa cerita. Salah satu cerita yang ada di Kecamatan Pamotan berupa peninggalan belanda berupa Menara Schoorsteen. Nama Schoorsteen (menara) merupakan bahasa Belanda, sedangkan warga setempat menyebutnya “Menara Kostin “ atau “ Menara Kosten “. Bangunan menara ini yang berada di Dukuh Tajen berjumlah tiga, dua di bagian utara dan satu di bagian selatan

Menara Kostin ini memiliki bentuk yang tinggi atau vertikal, sesuai dengan namanya sebagai Schoorsteen ( menara atau cerobong asap ). Bahan penyusun dari menara ini berupa bata merah dengan bentuknya yang menjulang tinggi keatas serta bentuk dasar menara ini yaitu silinder dan menyempit ke atas. Selain itu, menara ini juga terlihat belum terdesain secara rinci atau detail

Zaman dahulu menara ini digunakan untuk pabrik atau industri fungsional. Ada yang mengatakan bahwa dulunya adalah pabrik piring. Namun, berbagai sumber bacaan juga mengatakan bahwa dahulu ini merupakan pabrik gula. Pada bagian atas menara yang memiliki bentuknya menyempit digunakan sebagai tempat keluarnya asap. Dengan adanya Menara Schorsteen ini menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sehingga mereka berpikir memiliki sebuah tanda untuk hidup yang lebih makmur

Seiring berjalannya waktu menara ini sudah tidak seramai dulu dalam memproduksi piring, hal ini disebabkan oleh beberapa aspek mungkin belum mampu bersaing dengan produk impor atau mahalnya bahan pokok pembuatan gula. Kemudian pabrik yang berada di menara schoorsteen ini yang dulunya ramai kini menjadi sepi

Menara ini menjadi simbol bahwa dulu ada penjajahan yang sampai pada desa–desa bahkan sampai membuat usaha yang bisa membuat warga setempat memiliki pekerjaan baru meskipun industri atau pabrik ini hanya berjalan beberapa tahun saja. Setidaknya meskipun saat itu ada suatu rombongan penjajahan, warga masih bisa memenuhi kebutuhannya dengan menjadi karyawan di situ.

Konon ceritanya pernah terdengar dari orang–orang setempat bahwa dulu menara schorsteen ini pernah tertabrak oleh pesawat sehingga menyebabkan puncak menara ini roboh. Namun, selanjutnya menara ini dibiarkan atau tidak dibangun lagi. Jadi, menara ini pasca tertabrak oleh pesawat kondisinya seperti keadaan tepat saat tertabrak

Enam tahun lalu aku pernah berkunjung ke daerah Menara Schorsteen ini, di mana bangunannnya sudah sangat terlihat tua dengan di bagian tubuh menara ini tumbuhi oleh beberapa rumput – rumput liar serta lumut, Bukan hanya dibagian tubuh menara schorsteen aja namun disekeliling menara ini juga sudah banyak sekali rumput-rumput liar yang hidup dengan subur. Hal ini dibuktikan dengan ukuran rumput yang panjang-panjang dan lebat.

Puncak menara schorsteen yang pada saat itu tertabrak oleh pesawat tidak terlihat secara jelas dari bawah karena sudah ditumbuhi oleh rumput – rumput liar dan bahan bangunannya sudah lapuk terkena air hujan, sinar matahari dan lain sebagainya. Sedangkan bagian tubuhnya juga dalam proses pelapukan. Mungkin salah satu penyebab proses meleburnya menara ini yaitu pelapukan.

Selain terdapat menara schorsteen, didekat menara ini terdapat sebuah bendungan air atau tampungan air, yang mana bendungan air ini memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari bagi karyawan pabrik. Seperti digunakan untuk minum, mandi, mencuci pakaihan dan bahan yang digunakan dalam proses industri piring ini.

Menara ini sampai saat ini masih ada. Namun, keadaan menara schorsteen saat ini kurang terawat karena dipenuhi oleh rumput – rumput yang banyak. Menurut saya, menara ini perlu dilakukan pelestarian supaya tetap ada. Karena dengan adanya sebuah peninggalan – peninggalan sejarah seperti ini bisa menceritakan kehidupan yang ada dimasa lalu bahkan masa – masa penjajahan. Selain itu, menara ini merupakan salah satu bentuk sejarah untuk generasi seterusnya supaya mereka tau bahwa penjajahan sampai di daerah ini.(*)

Oleh Khusnul Mahmudah