Desa Wonosari merupakan wilayah yang berada di bagian sebelah utara Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Desa itu mempunyai 7 dusun yang salah satunya di pesisir dan mempunyai beberapa tambak ikan dan udang. Dulunya daerah tersebut adalah Lautan yang luas, tetapi air laut menjadi surut dan daerah tersebut kini menjadi hunian, salah satunya termasuk di dalam bagian Desa Wonosari. Mbah Cablik adalah salah seorang penghuni paling awal. Dia hidup dengan ingon-ingon atau memiara hewan seperti harimau, anjing dan blacan/kucing hutan.
Sebelum berpenghuni Desa Wonosari adalah hutan yang lebat dan memiliki kisah mistis seperti tentang banaspati atau kepala iblis yang terbang dengan kondisi terbakar. Di sungai juga ada makhluk yang disebut Ore-ore, yaitu siluman iblis yang berkepala manusia tetapi berbadan tulang dan organ tubuh yang berlumuran darah. Siluman itu sering menarik mangsanya ketika malam hari dan lebih mengincar anak-anak yang bermain mendekati Sungai.
Selain Ore-ore, ada kisah yang lebih menarik lagi, yaitu adanya Siluman Buaya Putih di jalur Sungai. Ketika Belanda ingin membangun jembatan, mereka harus memberikan “kepala” yang berarti makanan. Tetapi warga salah mengartikannya dengan kepala sungguhan yang berarti tumbal kepala manusia.
Nama Sungai tersebut adalah Sungai Bodri atau biasa disebut Kali Bodri. Setiap tahun sekali di sungai tersebut diadakan acara sedekah laut atau biasa disebut “nyadran”.
Banyak kisah yang terjadi di wilayah Desa Wonosari dari masa ke masa seperti bencana banjir bandang pada tahun 2010. Dampak atas terjadinya bencana tersebut yaitu jalur satu satunya penghubung dengan desa sebelah putus sekitar seminggu. Anak-anak sekolah diliburkan.
Konon katanya pada zaman Belanda Sungai bodri pernah disinggahi oleh pasukan dari Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Raden Tumenggung Bahurekso, yaitu Bupati pertama Kabupaten Kendal. Sebelum menyinggahi Sungai Bodri, Raden Tumenggung Bahurekso melakukan istirahat dan ritual keadatan di Desa Jungsemi Kangkung. (*)
Oleh Achmad Zuhad