UBI JALAR SEBAGAI PANGAN MASA DEPAN

       Secara agronomis, keunggulan ubi jalar terletak pada kemampuannya bertahan dalam kondisi iklim ekstrem. Tidak seperti padi yang membutuhkan irigasi besar, ubi jalar relatif toleran terhadap kekeringan, menjadikannya pilihan ideal di tengah perubahan iklim global yang tidak menentu. Kemampuan tumbuh di tanah marginal atau lahan kering juga berarti ubi jalar tidak bersaing dengan tanaman pangan utama lain untuk mendapatkan lahan subur. Kelebihan ini sangat krusial dalam konteks Indonesia, yang memiliki ribuan hektare lahan kering yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk produksi ubi jalar, sehingga membuka peluang ekonomi baru bagi petani di wilayah tersebut tanpa merusak ekosistem lahan basah.

       Nilai gizi ubi jalar seharusnya menjadi argumen utama untuk memasukkannya ke dalam menu harian. Ubi jalar oranye, misalnya, telah diakui oleh organisasi kesehatan global sebagai intervensi efektif untuk mengurangi kekurangan vitamin A, terutama pada anak-anak. Satu porsi ubi jalar oranye bahkan dapat memenuhi kebutuhan harian vitamin A. Selain beta-karoten, kandungan serat pangan pada ubi jalar sangat membantu mengontrol kadar gula darah, menjadikannya karbohidrat yang lebih baik bagi penderita diabetes dibandingkan nasi putih. Kandungan antioksidan seperti antosianin pada ubi jalar ungu juga berfungsi sebagai penangkal radikal bebas, berpotensi mengurangi risiko penyakit degeneratif.

       Meskipun memiliki segudang keunggulan, tantangan terbesar ubi jalar adalah persepsi publik yang masih menganggapnya sebagai makanan “kelas dua” atau sekadar camilan. Stigma ini menghambat upaya diversifikasi pangan dan juga membatasi inovasi dalam pengolahan ubi jalar. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kampanye edukasi yang masif tentang nilai gizi dan adaptabilitasnya, serta dukungan pemerintah untuk mengembangkan industri hilir ubi jalar. Jika ubi jalar diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi, seperti tepung ubi jalar, mi, roti, atau bahan baku industri pakan, daya tariknya akan meningkat secara signifikan.

       potensi ubi jalar sebagai pilar ketahanan pangan dan sumber nutrisi unggulan di masa depan tidak terbantahkan. Keunggulannya dalam adaptasi lingkungan, efisiensi produksi, dan profil gizi yang kaya adalah aset yang harus dimaksimalkan. Pemerintah, peneliti, dan masyarakat harus bersinergi untuk menggeser pola konsumsi dan meningkatkan status ubi jalar, memastikan bahwa komoditas ini memperoleh tempat yang selayaknya sebagai pangan pokok yang strategis, bergizi, dan berkelanjutan.

       Kesimpulannya, telah terbukti bahwa ubi jalar memiliki landasan argumentasi yang sangat kuat untuk dijadikan komoditas pangan prioritas di Indonesia. Keandalannya secara agronomis menjamin ketahanan pangan di tengah ketidakpastian iklim yang terus meningkat setiap tahun. Kekayaan nutrisinya menjanjikan perbaikan signifikan dalam kualitas kesehatan dan gizi masyarakat secara luas. Tidak ada alasan substantif bagi negara untuk menunda pengakuan dan investasi yang lebih besar pada tanaman ubi jalar yang luar biasa ini. Keberhasilan implementasi diversifikasi ini sangat bergantung pada kemauan politik yang kuat dan dukungan inovasi pasar yang berkelanjutan. Waktu telah matang bagi Indonesia untuk meninggalkan ketergantungan berlebihan pada komoditas impor dan monokultur pangan. Mari kita jadikan ubi jalar sebagai simpul utama dalam strategi pangan demi masa depan yang lebih bergizi dan lestari.

by Shalom