Mencuri Raden Saleh: Siapa yang Berkhianat?

Mencuri Raden Saleh merupakan film yang berdurasi 154 menit dengan kategori laga. Naskahnya ditulis dan disutradarai langsung oleh Angga Dwimas Sasongko. Film ini menceritakan pengkhianatan yang dilakukan tokoh satu dengan tokoh lain dan pertama kali ditayangkan pada 25 Agustus 2022 di bioskop.

Film ini telah menerima beberapa penghargaan terbaik dan mendulang tanggapan yang baik dari berbagai khalayak. dapat menarik minat penonton sebanyak 2,3 juta dalam waktu yang relatif singkat.

Mencuri raden saleh menjadi salah satu film terpopuler pada saat ditayangkan di layar lebar. Pemeran yang menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam film ini diantaranya yaitu; Iqbal Ramadhan sebagai Piko, Angga Yuanda sebagai Yusuf, Aghniny Haque sebagai Sarah, Umay Shahab sebagai Ghofar, Ari Ilham sebagau Tuktuk, Rachel Amanda sebagai Fella. Serta pemeran pendukung lainya yang ikut berkontribusi dalam proses produksi film mencuri raden saleh ini.

Film yang direalisasikan dari naskah Dwimas Sasongko ini mengkisahkan terdapat dua remaja yang saling bersahabat yaitu Piko dan Ucup. Mereka sudah sejak lama bersahabat dan sedang menjalani kuliah di suatu Universitas yang sama. Ucup merupakan mahasiswa yang pandai dalam menyerang suatu situs dan pandai dalam bidang IT. Sementara itu, Piko merupakan mahasiswa seni rupa, tentu ia memiliki keahlian dalam bidang melukis dan membuat kriya. Namun kehidupan mereka tidak dapat dikatakan menyenangkan. Mereka perlu berusaha untuk melannjutkan kuliah dan bertahan hidup dengan hasil keringatnya sendiri. Terlebih Piko, ayahnya terkurung dalam jeruji besi karena suatu masalah di masalalunya. Piko bertekat untuk membebaskan ayahnya karena ia yakin ayahnya tidak bersalah, tetapi untuk membela ayahnya, ia butuh biaya untuk hakim dan pengacaranya senilai dua miliyar.

Suatu hari, ketika Piko pulang dari mengunjungi ayahnya, ia menceritakan kepada Ucup perihal kebutuhan biaya untuk membebaskan ayahnya. Ucup yang seorang peretas mencoba membantu Piko untuk mencari selingan pekerjaan. Ucup menawarkan Piko untuk memalsukan sebuah lukisan terkenal. Setelah piko menerima tawaranya mereka berdua bertemu dengan clien mereka yaitu Dinda. Negosiasi yang panjang menghasilkan kesepakatan bahwa mereka akan memalsukan lukisan Raden Saleh dan Dinda akan memberikan uang sesuai kebutuhan Piko untuk membebaskan ayahnya.

Waktu silih berganti Piko mulai tidak memiliki waktu untuk kekasihnya, sebab ia fokus untuk menyelesaikan pekerjaanya. Ia beralasaan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan tugas akhir kepada kekasihnya dan memintanya untuk tidak menggangu sementara waktu ini. Ucup dengan keahlianya membantu Piko tentang detail–detail lukisan tersebut. Singkat cerita setelah melalui tahap pengerjaan yang panjang dengan berusaha membuat lukisan semirip mungkin dengan aslinya, tiba waktunya untuk memberikan lukisan itu kepada Dinda. Sesaat sebelum mereka berangkat ke lokasi yang sudah ditentukan, kekasih Piko tiba-tiba datang ketempat Piko yang sedang bersiap menuju lokasi. Perselisihan antara Piko dan kekasihnya tidak bisa dihindarkan dan terjadilah perselisihan di antara keduanya. Akhirmya kekasih Piko kekeh dan bertekat untuk ikut bersama mereka mengantar lukisan tersebut.

Setibanya di lokasi yang ditentukan, mereka menunggu beberapa saat dan akhirnya rombongan pemesan lukisan tersebut datang. Mereka pun kaget karena yang datang itu tidak hanya satu orang melainkan satu rombongan dengan pengawalan ketat. Setelah Dinda meminta membuka lukisan palsu yang telah dikerjakan Piko lalu munculah Permadi dari dalam mobil tersebut. Permadi merupakan salah satu mantan presiden yang mengoleksi banyak lukisan klasik dari hasil lelang. Ia memberikan tawaran kepada Ucup dan Piko untuk menukar lukisan palsu tersebut dengan lukisan asli yang ada di Istana Negara dan ia akan membayar dua kali lipat dari perjanjian awal. Piko dengan tegas menolak karena itu merupakan tindak kejahatan pencurian aset negara.

Hanya saja, Permadi adalah seorang yang mempunyai obsesi tinggi. Ia kemudian mengancam Piko bahwa ayahnya dapat mereka bunuh dengan mudah. Piko yang mengetahui hal tersebut langsung menyadari bahwa ia dan rekanya telah dijebak oleh mantan presiden yang licik. Permadi langsung memberi uang tunai untuk merencanakan pencurian tersebut dan melalui kaki tanganya yang akan menyampaikan hasil rencananya kepada mereka, lalu meninggalkan mereka semua. Piko menyesali hal tesebut dan menyesal melibatkan kekasihnya dan Ucup temanya. Mereka sudah masuk dalam jebakan permadi dan tidak bisa menghilang begitu saja.

Tidak banyak waktu untuk menyesali hal tersebut. Mereka sudah masuk ke dalam permainan parapenguasa dan harus menyelesaikanya atau kosekuensi terburuklah yang mereka dapatkan. Mereka lantas membuat strategi pencurian. Kaki tangan Permadi menginformasikan pemindahan lukisan asli untuk pameran negara. Mereka membuat tim dengan merekrut Tuktuk dan Ghofar sebab mereka juga membutuhkan uang untuk membayar mesin mobil. Bukan hanya mereka berlima, Ucup juga menemui Fella untuk mengajaknya bekerja sama karena Ucup mengerti bahwa Fella memiliki perlindungan yang kuat dari ibunya. Setelah itu mereka semua berkumpul di markas Piko dan merencanakan pencurian mulai dari peretasan sistem pengiriman, rekayasa jadwal, manipulasi data hinga mengecoh aparat. Semua itu mereka susun dengan sedemikian rupa hingga waktunya tiba.

Pada awalnya rencana itu berhasil berjalan lancar namun ketika mereka memasuki proses penukaran lukisan dengan mengecoh aparat, rencana itu tidak berjalan lancar. Truk yang mengangkut lukisan palsu ditabrak oleh aparat yang mengawal lukisan aslinya. Proses pengejaran terhadap pembawa kedua lukisan tersebut tidak dapat dihindarkan hingga di ujung trowongan dan mobil tersebut bertabrakan. Tuktuk tertangkap karena luka dan tidak bisa melarikan diri. Pross pengejaran aparat dengan tim Piko pun berlangsung tetapi tidak ada yang tertangkap kecuali Tuktuk sendiri. Setelah Tuktuk dibawa dan diintrogasi oleh aparat setempat, ia tidak mengungkapkan satu katapun dari mulutnya. Tim yang lain berkumpul dan saling menyalahkan. Tak berselang lama Tuktuk dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan. Di lain waktu Dinda dikirimkan sebagai ahli untuk menentukan lukisan yang asli dan palsu. Tetapi karena Dinda merupakan kaki tangan Permadi ia pun berbohong dan membawa yang asli ke tempat Permadi dan yang palsu dikirm kembali untuk pameran.

Singkat cerita waktu berlalu dan hari pameran tiba, Piko datang dan melihat lukisan dalam pameran tersebut dan kaget karena lukisan yang dipajang adalah lukisan palsu yang dibuat olehnya. Lagi-lagi ia sadar bahwa ia dan timnya dipermainkan oleh permadi. Piko bergegas pulang dan menyampaikan rasa ingin balas dendam kepada Permadi bersama timnya. Mereka menyusun strategi sedemikian rupa memanfaatkan agenda pesta di rumah Permadi dengan bantuan kekuasaan Fella. Dengan mudah ia melancarkan segala rencananya sesuai dengan kesepakatan rencana yang sudah disepakati oleh timnya. Mereka membuat kegaduhan dan berhasil membawa lukisan aslinya keluar dari rumah permadi.

Setelah mendapatkan  lukisan sli tersebut piko dan ucup memasukanya ke dalam mobil yang sudah disiapkan sebelumnya. Ketika mereka dalam perjalanan pulang, mereka ditabrak oleh mobil dan orang tersebut ternyata ayah Piko. Mereka berdua berkelahi hingga Piko kalah dan ayahnya membawa lukisan dari dalam mobilnya. Setelah ayahnya pergi, timnya datang dengan mobil yang berbeda menjemput Ucup dan Piko dan ternyata di dalam mobil tersebut terdapat lukisan Raden Saleh yang asli. Dan piko teringat perkataan ayahnya “jangan percaya kepada siapapun” akhirnya mereka berhasil membawa dan menjual lukisan Raden Saleh tersebut dengan harga yang berkali-kali lebih tinggi dari harga yang ditentukan awalnya, dan mereka semua dapat menikmati hidp seperti biasanya.

Film Mencuri Raden Saleh memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah sebagai film bergenre action yang merupakan gebrakan anak milenial tahun 2020-an dengan jalan cerita yang menarik dan sulit ditebak. Dengan plot tersebut dapat membuat penonton tertarik untuk menduga-duga adegan yang terjadi selanjutnya. Penguasaan acting para pemainnya sangat baik. Mereka menjiwai perannya dan juga totalitas. Dalam tata aspek pengambilan cinematography sangat menarik terutama di beberapa adegan tertentu sehingga membuat penonton dibuat terpukau dengan konsep baru dan terkesan fresh. Film ini memiliki musik pendukung yang tepat sehingga lebih menghidupkan suasana, serta penggunaan latar tempat yang berbeda sesuai adegan membuat film tersebut lebih menarik untuk ditonton.

Film ini sempat menghebohkan dunia maya karena memilih aktor-aktor muda yang famous dikalangan milenial, keren dan juga Kemampuan aktingnya sudah tidak diragukan lagi. Pengambilan yang super keren dengan latar belakang dan properti pendukung yang sangat kontras dan sesuai dengan genre yang diambil.

Namun, dibalik kelebihan pastilah ada kekurangan. Bahasa yang digunakan agaknya sedikit kasar. Tak jarang terdengar umpatan-umpatan oleh para tokoh. Mungkin sebagian orang menganggap ini hal biasa tetapi bagi anak-anak dibawah umur yang ikut serta menyaksikan film ini tentu bukan hal yang biasa. Oleh karena itu terdapat batas usia menonton film dan edukasi dari orang tua terkait hal tersebut.

Kekurangan lainnya yaitu film ini minim eksplorasi motivasi dari para kelompok pencuri untuk melakukan aksinya. Motivasi para tokoh yang terlibat dalam aksi diceritakan cukup lama hanya demi menggali latar belakang mereka. Sehingga, terkesan sedikit membosankan. Selain itu, bagian awal juga sempat terputus-putus yang membuat anti klimaks.

Jika kita amati dengan saksama, terdapat beberapa scene yang dirasa kurang masuk akal, namun masih bisa diminimalisir. Juga, pemilihan aktor berbakat seperti Angga Yunanda dan Iqbal Ramadhan sebagai tokoh utama sebenarnya cukup bagus, namun untuk pemeran lainnya seperti Sarah, dirasa masih kurang dan development karakternya tidak cukup terlihat. Selain itu ada karakter yang kurang ditunjukkan keahliannya. Jadi, hanya terfokus pada keahlian tokoh yang menjadi pusat perhatian seperti ucup dan piko.

Sakna Cahyani, Leyvisca Kristi Nugroho, Primastuti Nugraheni, Muhamad Syafiq Asyam, Widi Rahayu.

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Leave a Reply