
Ngeri-Ngeri Sedap sudah seharusnya menjadi film yang setidaknya ditonton sekali seumur hidup. Sutradara dari film ini adalah Bene Dion Rajagukguk, produser-nya yakni Dipa Andika, lalu untuk penulisnya adalah sang sutradara yaitu Bene Dion Rajagukguk. Film ini diperankan oleh banyak aktor komedian, di antaranya adalah Arswendy Beningswara (Pak Domu), Tika Panggabean (Mak Domu), Boris Bokir (Domu Purba), Indra Jegel (Sahat Purba), Lolox (Gabe Purba) , Ghita Bhebhita Butar Butar (Sarma E. Purba), Indah Permatasari (Neny), Rita Matu Mona (Oppung Domu), Pritt Timothy (Pak Pomo), Paulus Simangunsong (Amang Anggiat), serta beberapa pemeran tambahan atau yang biasa disebut dengan figuran yaitu ada Edwin Samosir ”Obama” sebagai bapak lapo, Andri Nadeak “Obama” sebagai bapak lapo, Tivi Tambunan “Obama” sebagai bapak lapo, Soleh Solihun sebagai bapak Neny, Fitria Sechan sebagai ibu Neny, Muhadkly Acho sebagai pelawak, Abdur Arsyad sebagai pelawak, Ucita Pohan sebagai produser TV . Untuk genre film ini diambil sebuah genre yaitu drama komedi, film ini diproduksi oleh Imajinari Visionari Film Fund, dan berdurasi 114 Menit.
Film Ngeri-Ngeri Sedap ini menceritakan sebuah keluarga dari suku batak. Jika kita melihat di awal film, sudah digambarkan langsung tentang permasalahan keluarga ini melalui adegan Pak Domu yang sedang berkumpul dengan teman-temannya di lapo, atau sebut saja warung. Pak Domu dan Mak Domu memiliki tiga anak laki-laki yaitu Domu, Gabe, dan Sahat, yang berada di kota Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan satu anak perempuan bernama Sarma yang tinggal di Medan menjadi PNS bersama orang tuanya. Ketiga anak lelakinya enggan untuk pulang ke Medan karena merasa Pak Domu selalu melarang apa yang mereka inginkan dengan alasan adat Batak yang masih kental. Pak Domu adalah sosok yang keras kepala dan selalu menentang pilihan anak-anaknya seperti, Domu yang ingin menikah dengan gadis Sunda, Gabe yang lulus sebagai Sarjana Hukum justru menjadi pelawak di TV, dan Sahat memilih bekerja sebagai wirausaha dan berbakti untuk desa di Pedesaan Yogyakarta. Ini adalah hal-hal yang tidak disukai oleh Bapak, sehingga anak-anaknya enggan untuk pulang.
Pada suatu saat, kesabaran Mamak dan Bapak habis, dan mereka terus membujuk anak-anaknya untuk pulang karena ada acara pesta Sulang-Sulang Pahompu yang akan diadakan bersama Oppung Domu. Namun, mereka tidak dapat menghubungi ketiga anak mereka yang sedang merantau. Akhirnya, Bapak memiliki ide yang diluar nalar untuk berpura-pura bercerai di depan anak-anak mereka dengan bantuan Sarma, yang mengurus Bapak dan Mamak. Awalnya, Sarma tidak peduli, tetapi seiring berjalannya waktu, pertengkaran Mamak dan Bapak membuatnya takut, dan ia menghubungi kakak serta adik-adiknya agar mereka pulang untuk membantu meredakan konflik. Selama perjalanan, Sarma meminta agar mereka hanya membicarakan masalah orang tua mereka. Bapak dan Mamak yang mengetahui rencana mereka berhasil pun merasa senang, tetapi mereka harus terus bersikap kesal seperti dalam pertengkaran. Saat anak-anaknya datang, Mamak langsung memeluk dan menangis, sedangkan Bapak terlihat masam.
Pada pagi berikutnya, mereka akhirnya mereka sepakat untuk bercerai. Namun, anak-anak mereka tidak meninggalkan orang tua mereka seperti yang diharapkan. Bapak Domu akhirnya sadar akan kesalahannya dan meminta bantuan anak-anaknya untuk mendamaikan hubungan dengan Mamak. Setelah berbagai peristiwa yang mengharukan, keluarga Domu akhirnya bersatu kembali dan menyelesaikan masalah mereka. Mamak pun kembali ke rumah, dan keluarga mereka kembali harmonis setelah banyak perjalanan emosional.
Film “Ngeri-Ngeri Sedap” memiliki fakta yang menarik dan keunggulan karena mengangkat tema keluarga dan komedi secara bersamaan. Menggunakan latar belakang Adat Suku Batak yang masih kental, dan penyelesaian konflik yang cukup jelas membuat film ini laris hingga ditonton sebanyak 2 juta lebih penikmat film. Menurut pendapat saya film ini memiliki pesan moral yang sangat sesuai dengan kehidupan keluarga pada umumnya. Terlebih film ini mengandung unsur komedi, sehingga penonton dibuat tertawa dan setelah itu menangis karena terharu. Pada film ini editing dan pengambilan video sangat rapih dan menarik. Sehingga pesan dan suasana seperti sedih, bahagia, terkejut, dan lainnya tersampaikan dengan baik kepada penonton. Keunggulan lainnya yaitu ternyata peran utama dalam film ini adalah orang-orang keturunan Suku Batak, sehingga akting mereka dan logat Batak yang mereka tampilkan begitu terasa seolah-olah penonton berada dalam lingkungan orang Batak. Selain itu terdapat scene berwisata, sehingga penonton seperti diajak untuk melihat keindahan Bukit Holbung di Sumatera Utara dan daerah pinggiran danau Toba yang hijau dan asri.
Di samping kelebihan itu, tentu saja ada kekurangan dalam film ini. Menurut saya, pada film Ngeri – ngeri Sedap ini memiliki beberapa kekurangan yaitu pada bagian bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa batak di film ini membingungkan penonton sebab ada beberapa yang tidak disertai terjemahan. Selain itu menurut saya di pertengahan film, terdapat alur cerita yang membuat penonton menjadi bosan karena adegan yang tidak terlalu berkesan dan juga penyelesaian masalah kurang klimaks.
Film tentang keluarga yang satu ini cukup bagus untuk ditonton, akting Tika Panggabean bisa membuat penonton merasakan apa yang Marlina rasakan. Konflik konflik yang disajikan juga cukup jelas. Di samping itu karya sastra tidak luput dari kekurangan seperti ada beberapa adegan yang membosankan dan penyelesaian yang tidak ada kejelasan. Mengesampingkan kekurangannya, film ini bagus untuk ditonton bersama keluarga.
Indri Triani, Wafiqotul Azizah, Alliya Setiawan Putri, Najwa Sakinah, Rahma Safitri
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia