Dampak Buruk Media Sosial

Media sosial tidak selalu membawa pengaruh buruk untuk kehidupan. Dampak positifnya pada komunikasi dan sosialisasi tak termungkiri. Situs-situs ini membantu kita tetap terhubung dengan orang-orang yang mungkin tidak sering kita temui, telepon, atau kirimi pesan.

Tapi di balik sisi positif, ada dampak negatifnya. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah penggunaan media sosial dapat menyebabkan kesehatan mental yang buruk, terutama pada orang dewasa muda. Dampak negatifnya  antara lain menimbulkan ketidakpuasan diri, meningkatkan kecemburuan sosial, mengganggu waktu tidur, menyebabkan depresi dan kecemasan, dan menyebabkan kecanduan.

Ya, ketika sedang scrolling media sosial, Anda pasti sering melihat unggahan orang lain yang menunjukkan wajah atau tubuhnya yang tampak ideal. Jika Anda melihat hal tersebut secara terus-menerus, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif media sosial, seperti ketidakpuasan pada diri sendiri.

Scrolling media sosial terus-menerus juga dapat menciptakan perbandingan-perbandingan yang tidak sehat. Misalnya adalah Anda membandingkan barang-barang yang dimiliki dan tidak dimiliki dengan kepunyaan orang lain. Selain itu, kualitas tidur yang terganggu juga bisa menjadi salah satu dampak negatif media sosial. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pada kontrol diri, terutama jika Anda mengakses jejaring sosial menggunakan smartphone. Tidak mendapatkan tidur yang cukup bisa menyebabkan kenaikan berat badan, menurunkan konsentrasi, hingga meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes.

Yang tak dapat diabaikan adalah depresi dan kecemasan. Dampak negatif media sosial ini dapat terjadi ketika Anda memiliki perasaan tertekan yang tinggi, seperti ingin selalu up to date atau ingin memiliki unggahan foto serta tulisan yang sempurna. Semua tekanan tersebut akhirnya menimbulkan kekhawatiran berlebih dan menjadi gejala dari depresi dan kecemasan. Begitu pula, media sosial memiliki efek buruk bagi otak. Hal ini karena produksi hormon dopamin yang memicu rasa senang dan nyaman di otak meningkat saat Anda membuka aplikasi media sosial  favorit. Kurangi dan beri batasan yang wajar terhadap penggunaan media sosial, seperti tidak main media sosial saat bangun dan sebelum tidur.

Dapat disimpulkan bahwa media sosial menghadirkan dampak yang kompleks terhadap sikap dan perilaku masyarakat terkait kesehatan. Di satu sisi, media sosial dapat menjadi platform yang bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran, edukasi, dan akses informasi kesehatan. Di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi sumber informasi yang salah dan menyesatkan, yang dapat berakibat negatif terhadap kesehatan mental dan fisik individu. (*)

Oleh Mellyana Febrianti (Ilmu Hukum UNNES)