Dukungan Psikologis di Perguruan Tinggi: Mencegah Krisis dan Meningkatkan Well-being Mahasiswa

Dita Isna Maulida Khulwa, Rossi Galih Kesuma, M.Pd., Prof. Awalya, M.Pd., Kons. Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Semarang

Menurut pemberitaan Kompas (2024), sebuah tragedi memilukan terjadi di Tulungagung ketika seorang mahasiswi berinisial AR (23) melahirkan bayinya sendirian di kamar kos, yang berujung pada kematian tragis sang bayi. Kasus ini tidak hanya tentang kurangnya pengetahuan, tetapi juga tentang kurangnya dukungan yang diberikan kepada mahasiswa dalam menghadapi tantangan hidup. Mahasiswa pada usia dewasa awal, seperti AR, sering kali menghadapi tekanan yang cukup signifikan, seperti dari segi akademik, hubungan sosial, dan ekspektasi keluarga yang tinggi (Lestari et al., 2022). Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan pribadi individu serta bertanggung jawab untuk membantu mahasiswa menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya. Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling yang tersedia di kampus.

Menurut teori psikososial Erik Erikson, fase dewasa awal adalah ketika individu mulai membangun kemandirian, membangun hubungan intim dengan orang lain, dan menentukan jalan hidup masing-masing (Putri, 2019). Mahasiswa dalam fase ini menghadapi banyak tantangan, seperti tinggal jauh dari keluarga, mengelola tanggung jawab, dan menentukan karir masa depan. Namun, kurangnya persiapan dan pendampingan sering kali menyebabkan mahasiswa rentan stres dan salah dalam pengambilan keputusan. Mahasiswa tidak hanya membutuhkan tempat untuk belajar, tetapi juga membutuhkan tempat untuk mencurahkan masalah dan menemukan solusi yang mendukung perkembangan mahasiswa secara keseluruhan. Adanya layanan bimbingan dan konseling menjadi salah satu sarana yang dapat menjembatani kebutuhan mahasiswa. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya layanan konseling.

Penulisan esai ini bertujuan untuk menunjukkan peran strategis layanan bimbingan dan konseling dalam mendukung mahasiswa menghadapi tantangan kehidupan, baik secara akademik maupun personal. Dengan dukungan yang tepat, mahasiswa dapat belajar mengelola stress dengan baik, membuat keputusan yang bijak, dan menghindari situasi yang dapat merugikan diri. Perguruan tinggi tidak hanya menjadi tempat untuk mendidik, tetapi juga membantu mahasiwa menjadi orang yang tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab. Melalui layanan bimbingan dan konseling yang ideal, kampus dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mahasiswa secara optimal. Dengan demikian, tragedi seperti yang dialami oleh AR dapat dicegah dan mahasiswa dapat meraih masa depan yang lebih cerah.

Layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa. Pada masa dewasa awal, mahasiswa sering menghadapi berbagai tekanan, seperti tuntutan akademik, konflik interpersonal, dan ekspektasi dari keluarga yang terlalu tinggi (Haholongan et al., 2024). Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling, memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi kepada konselor yang profesional dan berpengalaman. Konselor dapat membantu mahasiswa untuk menemukan sumber stres masalah dan menawarkan strategi untuk mengatasinya, seperti manajemen waktu yang tepat atau relaksasi diri. Dengan bantuan ini, mahasiswa menjadi lebih percaya diri dan memiliki kemampuan lebih untuk menghadapi tantangan tanpa merasa kewalahan.

Perguruan Tinggi memerlukan pendekatan yang inklusif dan komprehensif untuk memastikan mahasiswa mendapatkan kebutuhan wellbeing nya terpenuhi secara holistik (Sakız et al, 2024). Dengan menyelaraskan layanan konseling dengan misi pendidikan, menyediakan layanan yang adil, tidak diskriminatif, dan tanpa membedakan suku budaya. Selain itu, layanan konseling juga terintegrasi dan berkolaborasi dengan baik bersama unit layanan mahasiswa lainnya, seperti pusat kesehatan, asrama, dan organisasi mahasiswa sebagai sistem dukungan yg kuat untuk terciptanya well-being mahasiswa.

Layanan bimbingan dan konseling juga berperan dalam memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan hubungan intim yang sehat (Hotimah, 2023). Hal ini sangat penting bagi mahasiswa yang berada dalam tahap perkembangan dewasa awal, di mana hubungan antara dua jenis sering menjadi perhatian utama tanpa memiliki pemikiran yang panjang pada konsekuensinya. Melalui layanan bimbingan dan konseling, mahasiswa dibimbing untuk memahami pentingnya komunikasi yang baik, menghormati batasan antar pribadi, dan mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang diambil. Edukasi ini memberikan dukungan kepada mahasiswa dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab terkait hubungan mereka. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, pastinya mereka dapat menghindari situasi yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Selain itu, layanan bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang bijak. Pada tahap dewasa awal, mahasiswa sering menghadapi dilema moral atau pengambilan keputusan penting yang dapat berdampak besar pada masa depan individu (Kumolohadi et al., 2020). Konselor berperan dalam membantu mahasiswa memahami situasi secara mendalam, mengevaluasi berbagai pilihan hidupnya, serta mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan (Lase, 2022). Melalui bimbingan ini, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dalam mengambil keputusan yang tepat dan akan bermanfaat untuk kehidupan mahasiswa seterusnya. Pendekatan ini juga mendorong mahasiswa untuk menjadi individu yang lebih mandiri dan bertanggung jawab.

Layanan konseling juga berperan sebagai sarana untuk memantau dan mendampingi mahasiswa yang mengakamu kerentanan emosional. Melalui sesi konseling yang rutin, konselor dapat memantau perkembangan mahasiswa sekaligus dapat memberikan dukungan yang konsisten sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendekatan ini tidak hanya membuat mahasiswa merasa dihargai dan diterima, tetapi juga mendorong terciptanya sebuah lingkungan kampus yang inklusif dan suportif. Dengan pendampingan yang intensif, mahasiswa dapat mengatasi berbagai hambatan psikologis yang mereka hadapi sehingga dapat lebih focus dalam meraih tujuan hidupnya.

Kesimpulan

            Layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membantu mahasiswa menghadapi berbagai tantangan, baik dalam aspek akademik maupun personal. Melalui edukasi tentang kesehatan reproduksi, dukungan dalam mengelola stres, dan bimbingan dalam pengambilan keputusan yang tepat, layanan ini dapat mencegah terjadinya kasus-kasus tragis seperti yang dialami AR. Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu mengutamakan pengembangan layanan bimbingan dan konseling untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mahasiswa secara menyeluruh. Dengan adanya dukungan emosional dan psikologis yang memadai, mahasiswa akan lebih siap menghadapi tekanan hidup sekaligus berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab. Dengan demikian, layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berkontribusi pada pencapaian prestasi akademik, tetapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan hidup yang penting untuk masa depan mereka.

Daftar Pustaka

Haholongan, R., Putra, F. G. P., Herjamy, F., & Gigir, M. (2024). Penyuluhan Mengelola Stres dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta. Budimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(3).

Hotimah, K. (2023). Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 5 Pamekasan (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri Madura).

Kompas. (2024). Mahasiswa Melahirkan di Kos. https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/06/213302478/mahasiswi-ditulungagung-melahirkan-dalam-bak-mandi-bayinya-meninggal

Lase, F. (2022). Upaya Pencegahan Pernikahan Dini Melalui Layanan Konseling Format Kelasikal. Zadama: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 120-136.

Lestari, U., Masluchah, L., & Mufidah, W. (2022). Konsep Diri Dalam Menghadapi Quarter Life Crisis. IDEA: Jurnal Psikologi, 6(1), 14-28.

Putri, A. F. (2019). Pentingnya orang dewasa awal menyelesaikan tugas perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 3(2), 35-40.

Sakiz, Halis., Marty Jencius. (2024). Structural Components of Inclusive Counseling Services for International University Students. International Journal for the Advancement of Counselling, Volume 46, Issue 2, Pages 402 – 425