Peran Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Mencegah Perilaku Menyimpang pada Remaja: Studi Kasus Kreak di Kota Semarang

Ainun Tasnim Fitria, Rossi Galih Kesuma, M.Pd., Prof. Dr. Awalya, M.Pd., Kons.

Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Semarang

Fenomena kenakalan remaja seringkali terjadi di Indonesia, termasuk di Kota Semarang. Beberapa bulan terakhir, masyarakat dikhawatirkan dengan adanya gangster di Kota Semarang, yang disebut dengan Kreak. Kreak sendiri terdiri dari kata “Kere” yang berarti miskin dan “Mayak” yang memiliki arti perilaku norak atau perilaku yang sok-sokan. Pada awalnya, Kreak ditujukkan untuk seseorang yang miskin tetapi memiliki perilaku yang sok-sokan. Tetapi seiring berjalannya waktu, sebutan Kreak ditujukan pada sekelompok remaja yang berkendara menggunakan sepeda motor dengan membawa senjata tajam untuk tawuran antar geng. Masyarakat menyebut seperti itu karena mereka berperilaku sok-sokan dan meresahkan banyak warga (Prinada, 2024).

Kreak seringkali berkeliling Kota di malam hari dengan tujuan mencari korban yang sedang melintas di jalan (Nurkamila dkk, 2025) Karena itulah, banyak masyarakat yang memilih untuk tetap tinggal dirumah dan tidak keluar rumah di malam hari. Kejadian ini seringkali terjadi, sampai memakan korban dengan luka cukup serius bahkan ada beberapa kasus yang berujung kematian. Data dari Ferdian (2024) menyebutkan bahwa pada tanggal 17 September 2024 terjadi tawuran besar yang dilakukan oleh Kreak di daerah Kelud Raya, Kota Semarang. Aksi tawuran Kreak ini berujung merenggut satu nyawa seorang mahasiswa tidak bersalah yang saat itu tidak sengaja lewat di lokasi.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 522 anggota Kreak yang tersebar di berbagai daerah di Kota Semarang (Antoni, 2024). Sebagian besar dari mereka masih berusia sekolah, yakni di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Melihat fenomena ini, layanan BK di sekolah sangat berperan penting dalam pencegahan tawuran dan keterlibatan siswa dalam komunitas Kreak di Kota Semarang.

Kasus Kreak Semarang ini tidak terjadi tanpa suatu penyebab. Dalam Nurkamila, dkk (2025) dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus ini, dan yang paling menonjol adalah faktor sosial, ekonomi, dan juga permasalahan keluarga. Sebagian besar anggota Kreak memiliki pandangan bahwa interaksi sosial digunakan untuk melawan dan menentang antar kelas sosial, ini dilakukan agar mereka terkesan terlihat keren layaknya kalangan ekonomi atas, namun di mata masyarakat justru terlihat norak dan sok-sokan (Rabbani, 2024). Disisi lain, anggota Kreak yang masih bersekolah memilih putus dari sekolah, sehingga mereka kehilangan arah dan tujuan hidup. Kurangnya kegiatan positif ikut mendorong para remaja menjadi mencari kegiatan lain dengan cara yang lebih ekstrim, seperti terlibat dalam tawuran (Nurkamila dkk, 2025). Dengan melihat berbagai faktor pendorong diatas, layanan dan program Bimbingan Konseling dapat membantu dalam mengatasi serta menghindari perilaku menyimpang pada remaja, terutama pada remaja yang masih duduk dibangku sekolah.

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling untuk  mengatasi  masalah  ini  adalah  konseling individual, konseling kelompok, dan

bimbingan kelompok. Selain itu, program pendidikan karakter serta penyediaan ruang untuk kegiatan positif bagi siswa juga menjadi faktor penting dalam upaya pencegahan. Dengan konseling individu, konselor dapat memberikan dukungan pada siswa yang berpotensi terlibat dalam tawuran dan Kreak Semarang. Melalui konseling individu, siswa dapat mengeksplorasi masalah pribadi mereka, contohnya adalah masalah keluarga. Konseling individu ini bertujuan agar siswa mendapatkan bimbingan dan bantuan dari konselor untuk menemukan solusi-solusi positif dalam mengatasi masalah yang dialami oleh siswa. Selain konseling individu, konseling kelompok juga efektif dalam mengatasi dan mencegah kasus tawuran dan Kreak yang terjadi. Konseling kelompok adalah salah satu pelayanan Bimbingan Konseling yang melibatkan interaksi beberapa siswa yang memiliki masalah serupa. Layanan ini membuat siswa merasa lebih nyaman dalam mengungkapkan perasaan dan bercerita pengalamannya tanpa takut dihakimi. Konselor akan membantu siswa dalam memahami faktor penyebab kasus tawuran dan Kreak, seperti permasalahan keluarga, tekanan sosial, dll. Dengan diadakannya bimbingan kelompok, maka siswa dapat menemukan solusi yang tepat dari masalah yang dihadapi secara bersama-sama (Mulyono, 2019).

Untuk mencegah terjadinya tawuran dan kasus Kreak, penting bagi siswa untuk mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai permasalahan ini. Salah satu cara yang efektif adalah melalui kegiatan bimbingan kelompok. Di dalam bimbingan kelompok, para siswa akan diajak untuk berdiskusi mengenai kasus tawuran dan Kreak di Kota Semarang. Beberapa hal yang dibahas yaitu penyebab, dampak, dan upaya mencegah serta menghindari tawuran. Dengan dilakukannya bimbingan kelompok ini diharapkan siswa dapat bijak dalam menentukan pilihan ataupun perbuatan (Safitri, 2018). Pendidikan karakter juga memberikan dampak positif untuk mencegah terjadinya tawuran serta Kreak. Guru BK dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum dengan menekankan nilai-nilai positif seperti empati, toleransi, dan menghargai perbedaan. Pengenalan dan penerapan ini bisa melalui kegiatan seminar atau workshop. Dengan adanya penerapan nilai-nilai positif di sekolah, para siswa dapat belajar dan memahami perspektif orang lain. Salah satu faktor pendorong tawuran dan Kreak adalah minimnya kegiatan positif yang dilakukan oleh para remaja. Oleh karena itu BK harus berkolaborasi dengan pihak sekolah agar dapat menyediakan ruang bagi siswa untuk menyalurkan kreativitas dan hobi mereka, seperti seni, musik, olahraga, dll.

Simpulan

Kreak adalah sekumpulan remaja yang mengendarai motor di malam hari dengan membawa senjata tajam dan berkeliling di jalan-jalan Kota Semarang. Kreak ini banyak meresahkan warga karena seringkali membuat keributan seperti tawuran yang berujung menewaskan pengendara motor yang tidak bersalah. Faktor pendorong kenakalan remaja ini yaitu karena adanya interaksi sosial disosiatif dan permasalahan ekonomi.

Fenomena Kreak di Kota Semarang menunjukkan pentingnya intervensi yang tepat dalam mencegah perilaku menyimpang pada remaja. Layanan dan program Bimbingan Konseling memiliki peran penting dalam mengatasi dan mencegah fenomena Kreak ini. Beberapa layanan dan program yang cukup efektif yaitu konseling individual, konseling kelompok, dan bimbingan kelompok. Adapun program pendidikan karakter dan penyediaan ruang untuk kegiatan positif siswa juga ikut berkontribusi dalam mengatasi dan mencegah

fenomena kreak ini. Harapannya, sekolah dapat membantu siswa mengelola tekanan sosial, ekonomi, dan keluarga dengan lebih baik. Kolaborasi antara konselor, guru, dan pihak sekolah menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif siswa.

Dengan pendekatan yang terintegrasi, fenomena seperti Kreak dapat dicegah, sehingga remaja mampu menjalani masa mudanya dengan lebih produktif dan bermakna.

Daftar Pustaka

Ferdian. (2024, September 23). Tega, Ini Alasan Kreak Semarang Tawuran dan Bacok Pemotor                             Tak                                          Bersalah.                   GridOto.com. https://www.gridoto.com/read/224153675/tega-ini-alasan-kreak-semarang-tawuran-dan

-bacok-pemotor-tak-bersalah

Manaf, R. A. (2024, October 21). 12 Kreak Ditangkap Polisi di Semarang, Usianya Masih Remaja            dan                Sering                          Bikin          Onar.              Tribunjateng.com. https://jateng.tribunnews.com/2024/10/21/12-kreak-ditangkap-polisi-di-semarang-usian ya-masih-remaja-dan-sering-bikin-onar

Mulyono, B. (2019). PENINGKATAN SIKAP POSITIF TERHADAP PERSONAL GROWTH DENGAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS

XI SMA YADIKA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2018/2019 [Thesis, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG].

http://digilib.unila.ac.id/58932/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN. pdf

Nurkamila et al,. (2025). Mengungkap Ancaman: Fenomena Gangster atau “Kreak” di Semarang.                    Jurnal                    Majemuk,                    4(1), 17-26,

%3A%2F%2Fjurnalilmiah.org%2Fjournal%2Findex.php%2Fmajemuk%2Farticle%2F download%2F986%2F731%2F2123

Prinada, Y., & Putsanra, D. V. (2024, September 24). Arti Kreak Semarang dan Fakta-Fakta Tawuran            Hingga               Lukai                Pemotor.    tirto.id. https://tirto.id/arti-kreak-semarang-dan-fakta-fakta-tawuran-hingga-lukai-pemotor-g34a Antoni, A. (2024, September 25). Semarang Darurat Gangster, Ini Daftar Gerombolan Kreak yang               Aksinya                   Bikin                    Resah                                  Masyarakat.                            https://semarang.inews.id/. https://semarang.inews.id/read/497484/semarang-darurat-gangster-ini-daftar-gerombola

n-kreak-yang-aksinya-bikin-resah-masyarakat

Rabbani, A.R. “Gang Itu Kembali Lagi”: Kreak Semarang; Perspektif, Sebab Akibat, dan Solusi                  –                         HMPSS-U.                                 (2024,                         September 25). https://hmsejarah.fib.undip.ac.id/gang-itu-kembali-lagi-kreak-semarang-perspektif-seba b-akibat-dan-solusi/