Sendang Kun Gerit, sebuah “hidden gem” yang berada di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, memiliki sejarah dan mitos yang terkait erat dengan masyarakat setempat. Sendang ini tak sekadar sumber air, tetapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual yang mendalam bagi warga sekitar.
Asal nama Kun Gerit sendiri berasal dari cerita tentang sepasang pohon walikukun yang tumbuh berdekatan di sekitar sendang. Ketika angin bertiup, gesekan antara kedua pohon tersebut menghasilkan suara yang oleh masyarakat setempat disebut “gerit”. Dari situlah nama Kun Gerit muncul dan kemudian digunakan untuk menamai wilayah permukiman di sekitar sendang.
Menurut cerita yang beredar turun-menurun, Sendang Kun Gerit dulunya merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar. Terutama pada musim kemarau, warga mengandalkan air dari sendang ini untuk kebutuhan sehari-hari. Airnya yang terus memancar dan tidak pernah kering menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat.
Selain sebagai sumber air, Sendang Kun Gerit juga dikaitkan dengan tokoh ahli pengobatan bernama Ki Ageng Banteng. Ki Ageng Banteng adalah seorang murid dari sebuah kadewaguruan di Jawa Timur yang diperintahkan untuk mencari sendang dengan pohon kukun yang berbunyi. Setelah menemukan sendang tersebut, Ki Ageng Banteng menyadari bahwa airnya memiliki khasiat menyembuhkan luka luar. Oleh karena itu, ia menamai sendang tersebut Sendang Panguripan.
Ki Ageng Banteng kemudian menetap di dekat sendang dan membantu mengobati orang-orang sakit. Konon, bunyi gesekan pohon kukun di sendang tersebut menjadi ciri khas yang memudahkan para pedagang dan pejalan kaki untuk menemukan tempat beristirahat dan mengisi perbekalan air.
Ada pula cerita tentang seorang senapati dari kerajaan Pajang, pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir), yang terluka parah dalam pertempuran dan kemudian dirawat oleh Ki Ageng Banteng di Sendang Panguripan. Meskipun luka luarnya berhasil disembuhkan dengan air sendang, sang senapati akhirnya meninggal dunia karena luka dalam yang fatal.
Mitos yang berkembang di masyarakat adalah air Sendang Kun Gerit memiliki khasiat awet muda. Kepercayaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung. Namun, perlu diingat bahwa keyakinan setiap orang berbeda-beda.
Seiring berjalannya waktu, Sendang Kun Gerit sempat terbengkalai karena masyarakat mulai membuat sumur di rumah masing-masing. Namun, berkat inisiatif warga dan pemerintah desa, sendang ini kembali dihidupkan sebagai objek wisata.
Setelah melalui perencanaan yang matang, Sendang Kun Gerit diresmikan sebagai tempat wisata pada tahun 2022. Berbagai fasilitas seperti gazebo, pendapa, kamar mandi, dan tempat ganti pakaian dibangun untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Dengan lingkungan yang asri, air yang jernih, dan mitos yang menarik, Sendang Kun Gerit menjadi destinasi wisata yang layak dikunjungi di Kabupaten Sragen. Selain menikmati keindahan alam dan kesegaran airnya, pengunjung juga dapat mengenal lebih dekat sejarah dan budaya masyarakat setempat.(*)
Oleh Akbar Trisdar Anugrah Firdaus