Bumi manusia adalah sebuah novel karya Pramoedya Ananta Toer. Ia merupakan seorang kritikus sastrawan Indonesia yang pernah menjadi tahanan pada zaman orde baru karena kritikan pedasnya pada pemerintah. Lalu ketika dia ditahan, dia menulis dan akhirnya menciptakan karya sastra berupa novel. Karya sastra itu berjudul Bumi Manusia. Buku atau novel ini merupakan seri pertama dari tetrologi baru yang di antara seri-seri lainya. Cerita Bumi manusia ini dapat disebut sebagai sebuah karya utama yang menjadi warisan turun temurun histori terbaik bagi tanah air Indonesia. Novel dengan setebal 535 halaman ini, menceritakan kehidupan bangsa Indonesia mulai dari periode 1898 sampai periode 1918. Novel ini mengambil setting di masa kolonialisme Belanda.
Novel Bumi Manusia menceritakan Minke seorang siswa HBS (sekolah di masa penjajahan Belanda) tingkat sma pada masa kolonial Belanda di Surabaya. Ia berdarah pribumi lahir pada tahun 1980. Dalam novel Bumi Manusia orang Eropa digambarkan sebagai orang kelas atas sedangkan orang pribumi sebagai orang kelas bawah. Hal ini dikarenakan orang Eropa dianggap mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibanding orang-orang pribumi. Sehingga pada waktu itu orang- orang Eropa menjadi guru sekolah dan semua guru pada waktu itu adalah orang-orang Eropa. Minke memiliki kekaguman terhadap peradaban dan teknologi Eropa. Minke juga memiliki guru favorit di HBS. Selama menuntut ilmu Minke bertemu dengan Robert Suurhof. Robert Suurhof yang menyuruh Minke berkunjung ke rumah Annelies seorang gadis keturunan Eropa. Di sana dia juga bertemu dengan Nyai Ontosoro. Beliau adalah perempuan jawa istri dari seorang Belanda yang Bernama Herman Mellema. Herman Mellema ini mempunyai 2 anak yaitu Robert Mellema dan Annelies Mellema.
Kunjungan Minke ke rumah Annelies mendatangkan masalah. Ayah dan kakaknya Annelies menolak kehadiran Minke karena dia seorang pribumi. Selain mendapat pertentangan dari ayah dan kakak Annelies Minke juga mendapat masalah dari Robert Suurhof. Robert Suurhof ternyata juga menyukai Annelies. Dia berusaha dengan berbagai cara untuk menyingkirkan Minke. Bahkan Minke terpaksa harus keluar dari sekolah karena dituduh ada hubungan dengan Nyai oleh Robert Suurhof. Padahal Minke sedang menjalin hubunganya dengan Annelies. Hubungan itupun mereka resmikan dalam ikatan pernikahan.
Kemudian muncul permasalahan baru ketika Herman Mellema menemui kematiannya. Minke dan Nyai Ontosoro tersangkut dalam kasus tersebut. Dalam persidangan, Nyai mendapat tuntutan dari anak sah perkawinan Herman Mallema. Dia menuntut haknya yakni perusahaan yang dimiliki oleh Herman Mallema. Selain itu dia juga membawa Annelies pergi ke Belanda.
Kelebihan dari novel Bumi Manusia ini adalah latar belakangnya pada zaman penjajahan Belanda yang membuat pembaca membayangkan keadaan kala itu. Pramoedya mampu menggambarkan kondisi sosial dan politik pada masa penjajahan kolonial pada abad 20-an. Novel bumi manusia ini juga memberikan pesan-pesan untuk pembaca yang disampaikan baik secara tersurat maupun tersirat oleh penulis.
Kekurangan dari novel Bumi Manusia ini adalah dalam penulisannya, terdapat penggunaan diksi yang berasal dari Bahasa Belanda, sehingga membuat para pembacanya mengalami kesulitan untuk memahami artinya. Selain itu, novel Bumi Manusia juga menggunakan istilah-istilah sastrawi yang tidak sering digunakan pada kehidupan sehari-hari. . Terkadang Pramoedya juga menggunakan kalimat-kalimat bermakna tersirat dan disajikan dalam teks yang panjang, sehingga pembaca perlu lebih fokus dalam memahaminya. Hal ini bisa membuat para pembaca merasa bosan atau kehilangan minat dalam membaca.
Pada novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dapat disimpulkan bahwa novel tersebut menggungkapkan cerminan kehidupan masyarakat peralihan abad 20. Dimana hubungan sosial masyarakat Pribumi dan Eropa atau sebaliknya, serta antara kelas atas dan kelas bawah sangat jelas terlihat pada masa kehidupan itu. Orang Eropa -secara general- pada difilm ini digambarkan selalu merasa paling tinggi derajatnya karena terpelajar dibandingan orang Pribumi, meskipun ada pula yang tidak beranggapan demikian seperti Nyai Ontosoro.
Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik dari novel Bumi Manusia. Mulai dari pentingnya rasa tanggung jawab, perlawanan terhadap kezaliman, nasionalisme, dan lain- lain. Penulis menanamkan prinsip hidupnya dan hasil dari perjuangan hidupnya dalam novel tersebut. Di sisi lain, novel Bumi Manusia juga mengajarkan bahwa seorang terpelajar harus memiliki rasa keadilan, dalam pikiran apalagi perbuatan. Maka fungsi dari pikiran dan hati ini sendiri adalah bukan untuk menghakimi orang lain, melainkan untuk menghargai mereka. Novel Bumi Manusia ini karya sastra yang sangat menarik. Selain memiliki alur cerita yang menarik, novel ini juga menyampaikan amanat dan pesan yang sangat penting bagi pembaca.
Pendidikan dan perjuangan menjadi salah satu hal yang disorot dalam novel Bumi Manusia ini, dan hal ini sangat terkait dengan situasi Indonesia saat ini. Novel Bumi Manusia juga sudah didokumentasikan menjadi sebuah film sejarah yang digemari oleh banyak kalangan, khususnya dari kalangan anak muda.
Penulis: Savira Nailil Hana, Fadila Ahammi, Dini Sustiani, Anugrah Bintang, Riska Amelia Putri